Rabu, November 28, 2007

Syarat Jual Beli


Syarat-syarat dalam jual beli selalu berhubungan dengan orang yang berakad (‘aqid) dan obyek akad (Ma’qud alaih).

Syarat ‘Aqid
  • Berakal. Tidak sah akadnya orang yang gila, mabuk, dan lain-lain. Ketika orang tersebut terkadang gila dan terkadang sembuh, maka ketika sembuh tersebutlah ‘akadnya dianggap sah.
  • Tamyiz. Maka tidak sah akadnya anak-anak yang belum mumayyiz.
Syarat Ma’qud ‘Alaih
  • Suci Dzatnya. Tetapi boleh menjual barang yang najis yang bermanfaat, asalkan bukan untuk makan dan minum atau masuk ke dalam tubuh manusia.
  • Bermanfaat. Maka tidak boleh menjual ular, umpamanya, kecuali bila ia bermanfaat seperti untuk untuk diambil kulitnya. Boleh juga memperjualbelikan gajah untuk sarana angkutan, dan burung untuk menyenangkan mata dan telinga kita, walaupun tidak dimakan. Tidak boleh memperjualbelikan anjing, kecuali anjing yang telah terlatih baik untuk berburu maupun sebagai penjaga. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’I dari Jabir, bahwasanya Rasulullah saw dari harga anjing kecuali anjing pemburu.
Ada juga
  • Milik ‘Aqid. Bila terjadi akad, dan barangnya adalah bukan milik si ‘aqid (‘aqad fuduli), maka ada kemungkinan akad tersebut sah, tetapi ada juga kemungkinan akad tersebut tidak sah. Bila sang pemilik ternyata mengizinkan, maka sah. Bila tidak, maka tidak sah.
  • Dapat diserahkan dengan jelas. Tidak boleh hukumnya memperjual belikan sesuatu yang tidak jelas sehingga sulit untuk diserahterimakan seperti memperjualbelikan ikan yang masih ada di dalam kolam.
  • Barang dan harganya diketahui. Bila menjual barang yang tidak ada di tempat transaksi, maka sifat dari barang tersebut harus diceritakan dengan benar. Bila sesuai, maka sah. Bila tidak, maka ada hak khiyar.
  • Serah terima.

Tidak ada komentar: