Minggu, Januari 13, 2008

Tak Teratur Ibadah Rawan Sakit Jantung


Ada temuan menarik dari Prof Dr Mochammad Fathoni dr SpJP (K) FIHA. Guru Besar Ilmu Penyakit Jantung dan Kardiovaskular Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut menilai ada korelasi yang signifikan antara ketaatan beribadah terhadap penyakit jantung koroner.
Menurutnya, orang yang rajin beribadah sangat penting untuk mengurangi stres sehingga berpengaruh bagi proses terjadinya penyakit mematikan tersebut. Dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar atas dirinya di UNS,kemarin,Moch Fathoni menjelaskan, dia meneliti pengaruh ibadah dalam hubungannya dengan stres pada beberapa senyawa kimiawi yang memengaruhi patogenis atherosklerosis serta prognosis infark miokard akut (IMA). Penelitian tersebut merupakan observasional analitik dengan menggunakan rancangan studi kohort prospektif. ”Sebagai inclusion, saya telah mengamati penderita IMA, baik laki-laki maupun wanita berumur 35–70 tahun di RSUD Dr Moewardi Solo,” jelasnya, kemarin. Pengamatan dilakukan saat masuk RS sampai dua bulan setelah terkena penyakit jantung koroner terutama IMA. Diagnosis ditetapkan dengan anamnesis terdapatnya sakit/nyeri dada yang spesifik lebih dari 20 menit. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) sesuai minesota code serta pemeriksaan enzim spesifik: MV-CPK, mioglobin, serta cTn-1. Sebagai evaluasi nilai ibadah, diberikan skor untuk masing-masing ibadah seperti salat wajib,puasa Ramadan, dan zakat.Jika dilakukan dengan baik mempunyai skor 1. Bila tidak dilakukan nilainya 5. Untuk ibadah haji, bagi orang mampu yang telah melakukan nilainya 1, sedangkan yang belum nilainya 5. Untuk orang yang tidak mampu tapi sudah melakukan nilainya 1 dan yang belum nilainya 2. Untuk ibadah sunah seperti salat rawatib, salat dhuha, salat tahajud, puasa tiga hari, puasa dawud,baca Alquran,dan iktikaf di bulan Ramadan yang melakukan diberi nilai 1 dan yang tidak nilainya 2. ”Dari hasil penelitian tersebut, terdapat korelasi signifikan antara nilai ibadah dengan senyawa kimiawi yang berperan pada patogenis penyakit jantung koroner nilai kadar Hs-CRP sedang,”jelasnya. Dia menjelaskan, berbicara mengenai penyakit jantung koroner, bagi yang beriman dapat mengetahui kedekatan dengan Allah SWT sehingga dapat menjadi benteng menghadapi stres.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah... wah... darimana kau dapat materi ini?
Ruarrrrr biasa.
Berarti orang yang rajin beribadah cenderung panjang umurnya ya?
Mau doooonk......

dokter Anis mengatakan...

Ada terapi yang disebut dengan terapi khelasi EDTA yang dapat mencegah ataupun menanggulangi penyakit jantung koroner.

Salam.
Anis